Trip kali ini masih mengusung tema Explore KulonProgo, mungkin sekarang daerah ini sudah banyak diperbincangkan di media sosial terkait dengan keindahan alamnya baik Goa, Air Terjun, Puncak, Gunung dan Gardu pandang yang tidak kalah dengan tempat lain.
The Jewel of Java kiranya pantas disematkan untuk kabupaten yang ada di sisi barat Jogjakarta. Wilayah yang didominasi dengan perbukitan Menoreh menegaskan tak ubahnya menjadi zamrud di pulau Jawa. Selain terkenal karena adanya barisan perbukitan yang memanjang dari selatan ke utara. Kulonprogo juga memiliki beberapa tempat yang sangat terkenal seperti : Pantai Glagah, Kali Progo, Puncak Suroloyo, pelabuhan dan mega proyek yang akan dibangun di Kulonprogo yaitu bandara.
Di kutip dari situs resmi Pemerintah Daerah Kulonprogo, filosofi mendalam terkandung dalam kata Kulonprogo yang ditulis menjadi satu. Hal ini melambangkan bahwa Kulonprogo menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Huruf ‘K’ didesain seperti bentuk keris dengan alur memanjang baik vertical dan horizontal melambangkan bahwa Kulon Progo adalah suatu wilayah yang kaya akan nilai seni dan budaya Jawa. Hal ini karena mayoritas penduduknya adalah suku Jawa.
Huruf ‘P’ melambangkan kepala Elang Jawa di mana burung tersebut merupakan salah satu burung endemic Pulau Jawa. Di dalamnya terdapat nilai keberanian, keteguhan dan komitmen Kulonprogo untuk melindungi kekayaan alam yang ada.
Huruf ‘G’ mengibaratkan sisi kendi yang lazimnya untuk menyimpan air. Kendi bagi masyarakat Kulonprogo dianggap sebagai lambang keramahan, penerimaan dan nilai kekeluargaan. Nilai ini tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Huruf ‘O’ yang ada pada bagian akhir dari kata Kulonprogo dibuat seperti permata yang penuh kilauan melambangkan potensi yang ada. Potensi itu tentu saja tersebar dari seluruh bagian baik yang ada di laut, darat maupun udara.
The Jewel of Java, Branding tersebut sudah luncurkan sejak April 2011 lalu bertempat di Jakarta untuk memperkenalkan Kulonprogo kepada dunia nasional maupun internasional yang memiliki potensi luar biasa seperti pada perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Ibarat sebuah permata yang belum terasah, Kulonprogo perlu digarap, dikelola, dan dikembangkan dengan sentuhan, polesan, dan kreativitas dalam sebuah kerangka kerja sama berbagai pihak hingga bisa menjadi permata kemilau di tanah Jawa.
"Kulon Progo The Jewel of Java" tagline promosi Kabupaten Kulonprogo yang mengandung maksud filosofi jewel atau mutiara itu adalah sebuah benda yang indah namun terpendam di dalam lautan tertutup kerang dan sulit ditemukan. Kalau dipikir ada benarnya karena daerah Girimulyo yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia : giri itu gunung dan mulyo itu artinya makmur atau kaya banyak objek wisata tersembunyi yang ternyata juga seindah mutiara tetapi berada di perbukitan bahkan beberapa lokasi ada di daerah terpencil.
Untuk mencapai lokasi tujuan sekarang sudah mudah, akses akomodasi seperti jalan beraspal sudah sampai ke lokasi tujuan, serta papan petunjuk juga sudah banyak tersedia karena oleh pemerintahan Bapak Hasto selaku Bupati Kulonprogo hal ini sangat diperhatikan. Tempat lain yang bisa kita kunjungi seperti : Goa Kiskendo, Grojogan Sewu, Waduk mini Embung Kleco, Curug Setawing, Curug Kedung Pedut , dan masih banyak lagi yang bisa di explore.
Nah sekarang saya akan mengeksplore keindahan Curug Kembang Soka. Curug Kembang Soka terletak di Desa Jatimulyo, Girimulyo yang sekarang mulai dipadati oleh para wisatawan lokal.
Untuk semua teman - teman yang mau kesana tetap harus ramah lingkungan ya jangan corat - coret yang tidak perlu, apalagi buang sampah sembarangan karena disini sudah disediakan tempat sampah. Dan untuk retribusinya cukup menyiapkan uang Rp 5000, 2 ribu untuk parkir dan 3 ribu nya untuk masuk ( dana kebersihan lebih tepatnya ).
Menuju lokasi ada beberapa jalan bisa lewat waduk sermo terus ke kalibiru terus ke daerah jatimulyo (arah ke Pringtali). Kalau lewat Wates bisa dari Clereng ke Utara terus ke arah Pring tali (pertigaan sebelum masjid yang ada jembatanya ambil lurus ke jalan yang kecil). Kalau dari Nanggulan bisa mengikuti rute ke Goa KIiskendo atau Grojogan Sewu terus ambil arah ke Gunung Kelir ( jalan godean ke barat terus ) .
Fasilitas lain sudah ada kamar mandi, warung untuk beristirahat dan mengisi tenaga, tempat sampah ramah lingkungan dibanyak titik, juga disediakan tempat istirahat dari bambu sehingga kita bisa beristirahat jika kelelahan.
Apa yang menjadi keindahan di curug ini ?
1. Tentu saja kerena bertemunya 2 air terjun dari air terjun kali mili dan tempuran
2. Gak cuman itu saat kita masuk ke lokasi sudah disambut keindahan air terjun yang berkelok – kelok di ujung pengihatan
3. Air terjunnya saya bilang sangat banyak, jadi pengen mandi kalau melihat air terjunnya banyak gini.
4. Lokasi yang luas, sehingga pada saat kita mau pulang harus melewati medan dengan jembatan bambu untuk memudahkan penyeberangan itu pun diatas air terjun langsung lho.
Dari beberapa air terjun yang pernah saya kunjungi saya paling suka sama tempat ini seakan mata sangat dimanjakan dengan keindahannya, mungkin juga walaupun lokasinya cukup luas tetapi medannya tidak susah, hanya kendalanya mungkin harus ekstra hati - hati kalau tidak mau terpeleset karena setelah hujan pasti jalannya becek seperti gambar diatas.