Perjalanan
ini dimulai dari rasa penasaran untuk menikmati Golden Sunrise di
Sikunir Dieng – Wonosobo yang beberapa saat terakhir menjadi
perbincangan di sosmed. Bukit Sikunir terlektak didesa Sembungan Dieng
ketinggian 2.350 mdpl (meter diatas permukaan laut), atau lebih tinggi
21 mdpl dibandingkan Gunung Bromo yang ada di Malang, atau bahkan lebih
tinggi 300 mdpl dibandingkan Gunung Ungaran yang kami lewati ketika
hendak menuju Dataran Tinggi Dieng ini, dan juga hanya berselisih 800
mdpl lebih rendah dibandingkan dengan Gunung Sindoro yang menjadi
pemandangan andalan ketika berada di puncak Gunung Sikunir.
Jangan pernah meremehkan ketinggian Gunung Sikunir, walaupun telah banyak orang yang mampu mencapai puncaknya, namun tetap gunung adalah gunung, yang selalu menyimpan berjuta misteri dan keajaiban.
Desa Sembungan adalah merupakan desa yang letaknya paling tinggi di pulau Jawa memiliki ketinggian sekitar 2306 mdpl dengan suhu yang cukup dingin, sekitar 10 -18 derajat celcius. Pelataran parkir amat luas sekali di ujung desa dan telaga Cebong yang membuat tempat ini menjadi lebih indah lagi dengan adanya beberapa tenda warna – warni dari para pendaki yang bermalam di Sikunir.
Bersama 6 orang teman kerja kita sepakat untuk menempuh perjalanan tersebut. Dari Jogja kita berangkat pukul 21.00 wib dan Alhamdulillah diperjalanan dimudahkan sehingga kami semua tiba disana pukul 23.00 wib. Kami berhenti sebentar di alun - alun kota Wonosobo untuk menikmati malam kota tersebut dan melanjutkan perjalanan kembali ke tempat tujuan. Dini hari jam 00.00 kita sudah di lokasi Bukit Sikunir dan udara yang super dingin antara 10 °C - 15°C.
Langit tampak cerah, bintang-bintang di langit tampak indah sekali menghiasi suasana menjelang pagi di daerah pegunungan dataran tinggi Dieng, Negeri di atas awan tempat para dewa bersemayam. Berselimutkan hawa dingin udara pegunungan Dieng, pemandangan golden sunrise adalah merupakan sensasi pagi yang akan menjadi tujuan dari perjalanan ini.
Dini hari kami sudah menaiki bukit 1 yang pemandangannya lebih indah di banding bukit ke 2. Hawa dingin mulai menerpa dan setibanya di puncak hanya bisa berucap Subahanallah melihat ketakjuban ciptaan dari Sang Pencipta. Bintang – bintang di langit terasa dekat sekali, indah dengan cahaya yang sangat terang seakan ada jutaan bintang diatas kepala yang membuat mata tidak berhenti untuk menikmati dan mensyukuri karena bisa menyaksikan keajaiban ini.
Kumandang Adzan subuh sudah berkumandang dan, perlahan-lahan sang surya menampakkan wajah indahnya yang menghalau langit gelap berubah jingga, terlihat di ufuk timur dan sedikit demi sedikit tampak siluet warna terang orange kemerahan muncul disaat keluarnya Golden Sunrise.
Dari puncak Gunung Sikunir ini terlihat menampilkan keindahan siluet Sindoro yang disusul dengan bayangan Gunung Merbabu, Sumbing, Ungaran, dan Merapi yang nampak mungil dengan kepulan asap tipisnya. Penat kaki akibat mendaki dan sesak dada yang tersengal-sengal langsung sirna. Perpaduan antara cahaya putih dan merah tersebut membuat cahaya yang keluar dari matahari ini berwarna keemasan sehingga tak salah jika di daerah ini terkenal dengan Golden Sunrise Sikunir.
No comments:
Post a Comment