Wednesday, 28 December 2016

Lava Tour Merapi yang ada di Jogja

Long Weekend pada kemana ne gaeeesssss ? pertanyaan itu sudah ada beberapa hari yang lalu menyambut libur panjang Tahun Baru 2017, dan kebetulan bertepatan dengan libur anak sekolah selama 2 minggu. Pasti pilihan keluar kota menjadi pilihan sobat semua.



Selamat datang kami ucapkan untuk wisatawan dari kota lain yang sedang berkunjung ke kota Gudeg ya. Jogja selain dikenal sebagai kota Pelajar juga sering disebut kota Gudeg. Kali ini saya mengunjungi wisata alam yang terkenal di daerah Gunung Merapi yang berada di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


Gunung Merapi merupakan salah satu gunung yang teraktif di Indonesia karena menyimpan banyak cerita. Terakhir erupsi Merapi tahun 2016 dan menjadi sorotan di media cetak maupun media sosial karena memakan korban jiwa.


Beberapa tempat seperti Kaliadem yang dulunya merupakan daerah yang perkemahan yang hijau dengan hamparan tanah yang sangat luas lengkap dengan fasilitas basecamp pendakian dan gardu pandang, toilet dan warung makan serta musholla sekarang tertimbun bekas lahar Merapi yang digunakan untuk lava tour Merapi kaliadem. Wisatawan akan disuguhkan bekas material letusan gunung Merapi, sisa harta yang terkena awan panas dan ada di museum Sisa Hartaku, juga menyaksikan bunker tempat yang digunakan untuk berlindung dan telah memakan korban saat itu.


Lava tour akan di pandu dan dijelaskan oleh Bapak pengemudi Jeep dengan tujuan wisatawan yang datang dapat menyaksikan kedasyatan letusan Gunung Merapi dan menyaksikan puncak Gunung Merapi dari arah yang cukup dekat dengan jarak pandang sekitar 2 km dengan ketinggian 2.965 mdpl yang sampai saat ini masih terlihat mengeluarkan asap sulfatara dari kawahnya.


Akses ke lokasi wisata :
Dari Jogja dapat ditempuh sekitar 1 jam dengan jarak ± 35 km ke arah utara menuju Kaliadem. Wisatawan dapat memarkir kendaraan pribadinya di area yang sudah ditentukan dan dapat melanjutkan dengan menggunakan Jeep / Motor Cross karena akses yang tidak mudah. Paket pilihan Jeep ada beberapa macam tergantung rute dan tempat tujuan mulai dari Rp. 350.000 s/d Rp. 600.000 yang berjumlah 4 orang penumpang / jeep, dan motor cross dari mulai Rp. 50.000 s/d 100.000 ( harga dapat berubah sewaktu - waktu ).


Selamat berlibur dan selamat tahun baruan di Jogja, tetap jaga keindahan dan utamakan keselamatannya ya :)

Thursday, 13 October 2016

Kawah Wurung

Bondowoso tujuan kami beberapa minggu lalu, berada di rumah teman kami mas Aan dan berkenalan dengan keluarga besar serta ikut Lebaran Haji dikota ini terasa sangat berbeda he..namanya dirumah teman dan berbaur dengan masyarakat yang kita baru kenal tentu saja berbeda, mengelilingi pusat kota Bondowoso sangat cepat kami selesaikan, bermalam mingguan di Alun - alun kota Bondowoso, menikmati minuman teh blangkon dan makanan khas daerah sana, kebetulan ada pengajian akbar di pusat kota. Kota ini dihuni sekitar 800 ribu jiwa dengan luas wilayah 1.560 km persegi di daerah pegunungan dan menjadi satu - satunya wilayah kabupaten di  daerah Tapal Kuda yang tidak memiliki garis pantai.

Tujuan utama kami ke Kawah Ijen tetapi sebelum kesana kami mengunjungi Kawah Wurung terlebih dahulu sebelum petang menjemput kami.

Kawah Wurung
Berada di Desa Jampit, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dibawah pengelolaan Perhutani KPH Bondowoso dengan luas sekitar 100 ha. Dari pos Paltuding sekitar 9,8 km. Kawah Wurung adalah sebuah kawasan perbukitan dengan hamparan padang rumput ( savana ) yang hijau dimusim penghujan dan berwarna kuning di musim kemarau. Bentuknya yang seperti kawah gunung dengan perbukitan yang dikelilingi sebuah lubang raksasa seperti kaldera. 

musim kemarau saat kimi berkunjung kesini
Sebelum kami ke kawah Ijen kami mengunjungi tempat ini terlebih dahulu, akses masuk jalan yang masih berbatu dan tanah belum beraspal dengan tanjakan dan tikungan dengan jalan bergelombang dan sempit membuat kita harus berhati - hati. Tanjakan disini keren lo sama kayak di Semeru he..namanya Tanjakan Cinta karena kita melewati jalan yang menanjak dan bergelombang sekitar 100 meter dan di ujung dari tanjakan ini ada sebuah puncak bukit yang melingkat bernama Bukit Cincin. Bukit Cincin ini sebuah kubangan besar yang berbentuk seperti kaldera besar terlihat melingkari Kawah Wurung sehingga dinamakan seperti itu.

Musim penghujan dari sumber ( @nadyaimaniar )
Kawah Wurung merupakan kawah yang tidak jadi dan bisa diartikan juga kawah yang telah mati karena pada umumnya terdapat air atau endapan belerang dengan buih - buihnya. Hamparan rumput yang luas serasa kita berada di bukit Teletubbies saja seperti di negeri dongeng, juga ada yang bilang seperti miniatur Gunung Bromo bahkan sering disebut juga padang savana di New Zealand. Rumput hijau dimusim penghujan laksana jamrudnya Bondowoso dan berbagai nama panggilan indah lain.


Fauna yang sering terlihat seperti kijang, sapi yang bebas berkeliaran dipadang rumput ini, dari atas terlihat jelas hamparan eumput yang seperti permadani dengan jalur setapak diantara rumput ilalang. Dikejauhan bibir kaldera Ijen berdampingan dengan Puncak Merapi, dan disisi lain Gunung Raung terlihat kalderanya yg terjal akan sangat - sangat memanjakan mata, saya pribadi sangat menikmati keindahan alam ini dan mengabadikan dengan jepretan kamera.

Akses ke Lokasi
Bisa diakses dari 2 tempat dari Banyuwangi dan Bondowoso

Via Bondowoso
dari Surabaya > Bondowoso lewat jalur Pantura > Besuki > ambil pertigaan ke arah Bondowoso > Wonosari > Kawah Ijen > Desa Sempol > Kawah Wurung > ada 2 rute > Perkebunan Jampit dan Margahayu.

Via Banyuwangi
Kawah Ijen > Paltuding > Bondowoso sekitar 40 km > Kali Pahit > Kawah Wurung.

Wednesday, 12 October 2016

Teluk Love Jember menjadi satu- satunya teluk berbentuk love yang ada di Indonesia

Teluk Love hemmm kita dengar saja namanya udah enak dan romantis, benarkah ada teluk yang bentuknya Love itu pertanyaan saya sebelum melihat sendiri keindahan teluk tersebut. Bulan lalu memang travelling yang keren buat saya pribadi walau ini masih di daerah Jawa.

Lokasi Pantai Payangan ( Teluk Love ) berada di Desa Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

view sebelah timur ( teluk love )
Akses menuju lokasi tidak jauh dari Pantai Watu Ulo dan Pantai Papuma yang menjadi pantai terpopular di Jember Jawa Timur karena seperti kita berada di daerah Thailand. Dari arah kota kita ambil jalur selatan ke arah Ambulu, sampai perempatan lampu merah ambulu terus lurus ke selatan sampai ketemu pertigaan, ke arah kanan ke pantai papuma dan lurus ke pantai Payangan ( teluk love ) akses yang mudah karena hanya lurus dan paling ujung.


Belum lama nama teluk love menjadi wisata baru yang wajib untuk dikunjungi di daerah Jember. Teluk Love lebih dikenal dengan nama Pantai Payangan yang masih sangat alami kita harus trekking ke atas bukit yang dikenal dengan nama Bukit Domba sekitar 20 menit / sekitar 200 meter dari area parkir, tiket masuknya hanya Rp. 5.000 / pax.

miniatur raja ampatnya teluk love

Dinamakan Bukit Domba karena di sekitar area bukit terlihat beberapa domba milik masyarakat sekitar. Bukit yang saat ini belum diketahui siapa kepemilikannya seperti punya keunikan disetiap sudutnya, dari arah barat saat menyaksikan Sunset kita disuguhi pemandangan yang keren, berputar kesebelah timur saat yang paling tepat adalah pagi hari dengan melihat Sunrise dengan teluk berbentuk Love yang terlihat mencolok dari atas bukit dengan karang - karang yang berbeda ukuran di tengah - tengah seperti raja ampat miniatur terlihat disini lengkap dengan view ombak lautan yang berayun seiring semilir angin laut, sebelah utara dengan deretan perahu - perahu nelayan yang berbaris terlihat indah dengan keunikan masing - masing yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.

view bukit domba sebelah utara
Tidak heran banyak wisatawan yang mengabadikan tempat ini dalam sebuah jepretan kamera, memutari bukit dengan pasangan dipercaya membuat hubungan langgeng hingga tua :)

Semoga bermanfaat dan selamat berlibur :)

Saturday, 17 September 2016

Kawah Ijen dengan keunikan Bluefirenya

10 September 2016 kami memutuskan mengunjungi Kawah Ijen yang terkenal karena Blue Firenya  / Api Biru yang hanya ada 2 di dunia yaitu Indonesia dan di Islandia, fenomena Blue Fire menjadi salah satu kekayaan alam yang tak ternilai bagi Indonesia yang dapat meningkatkan pariwisata karena banyak wisatawan mancanegara sangat ingin menyaksikan keindahan alam yang langka ini.


Kawah Ijen terletak di puncak Gunung Ijen merupakan bagian dari Taman Nasional Baluran berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi yang letaknya di ujung timur dari wilayah Provinsi Jawa Timur.

Dari Jogja kami berangkat dengan bis perjalanan dimulai dari jam 19.00 wib - 07.00 wib atau sekitar 12 jam perjalanan, dan dilanjutkan naik 2 kali kendaraan umum untuk selanjutnya dijemput teman kami di bondowoso.

Setelah beristirahat di rumah teman kami mas Aan dan bersilaturahmi dengan keluarga beliau kami berangkat jam 2 siang dengan menggunakan sepeda motor melewati hutan yang masih alami sekitar 3 jam perjalanan. Kami berhenti di Kawah wurung dan melanjutkan perjalanan sebelum magrib dan tiba di pos Paltuding sembari mendirikan tenda untuk beristirahat, udara dingin sudah terasa sewaktu kami di perjalanan, jam 19.00 wib suhu mencapai 16 °Celcius, dan jam 21.30 wib mencapa 6 °Celcius kami menghangatkan diri dengan pesan minuman hangat juga makanan untuk mengisi tenaga sebelum memulai treeking.

Pintu Masuk Kawah Ijen
Paltuding menjadi pintu masuk kami ke Kawah Ijen berada di kaki gunung Merapi - Ijen, kita wajib melapor dan membayar tiket masuk Rp. 7.500 / pax. Pendakian baru dimulai pukul 01.00 - 14.00 wib karena adanya gas beracun yang dapat membahayakan keselamatan sehingga kita wajib mengikuti peraturan yang ada. Fasilitas kamar mandi, area parkir, camping ground, warung makan sudah tersedia.


Akses ke Kawah Ijen
dari Starting Point Surabaya Ada 2 jalur
1. Kabupaten Banyuwangi ke Paltuding sekitar 30 km 
Banyuwangi > Licin > Jambu > Paltuding > Kawah Ijen
2. Kabupaten Bondowoso ke Paltuding sekitar 76 km
Bondowoso > Sempol > Banyupahit > Paltuding > Kawah Ijen

Kawah Gunung Ijen memiliki danau berwarna hijau dengan tebing berwarna kuning karena belerang. Pengunjung semakin banyak berdatangan setiap tahunnya terutama wisatawan mancanegara dengan ditetapkannya Gunung Ijen sebagai cagar biosfir oleh Unesco pada Maret 2016.

Kawasan Wisata Kawah Ijen masuk wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, juga termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.443 mdpl di atas permukaan laut berdampingan dengan Gunung Raung dan Gunung Merapi. Kawah Ijen berada di puncak Gunung Ijen di wilayah Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso.

Luas Kawah Ijen yang merupakan sebuah danau terbentuk akibat proses letusan Gunung Ijen, kawah dipenuhi air, kawah ini sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter merupakan salah satu kawah paling asam terbesar didunia dengan tingat keasaman mendekati 0 sehingga dapat melarutkan tubuh manusia dengan cepat.


Kami bersiap untuk melakukan perjalanan jam 00.30 malam dengan banyak rombongan, perjalanan menuju kawah sekitar 3 jam dengan jarak tempuh sekitar 3 Km di tengah dinginnya malam kita sangat dimanjakan dengan ribuan bintang - bintang yang sangat dekat di langit seolah melunasi kekecewaan kita saat ke Gunung Andong beberapa minggu lalu. Keindahan temaran  lampu - lampu kota di kejauhan, ribuan bintang dan dinginnya malam, badai yang munusuk tulang serta semangat dari kawan - kawan sehingga kami bisa tepat di Puncak Gunung Ijen.

Pos terakhir dan hanya satu - satunya disini adalah Pondok Bundar atau yang lebih dikenal dengan nama pos penimbangan sebagai tempat menimbang belerang yang diambil para penambang dari Kawah Ijen di ketinggian 2,226 mdpl. Tempat ini juga menyediakan makanan dan minuman yang buka dini hari.


Beristirahat sejenak sebelum menuruhi dinding kawah karena gelapnya malam sehingga pandangan kita hanya fokus di pijakan kami menuruni bebatuan berpasir dan tanah. Blue Fire hanya dapat disaksikan mulai dini hari - 05.00 wib.

Menyaksikan sendiri keindahan ini sungguh tidak bisa diartikan dengan kata - kata, setelah puas berfoto ria dan menyaksikan fenomena ini kami bergegas manaiki bebatuan, sepanjang jalan berpapasan dengan turis asing dari Eropa, juga warga Korea dan China juga wisatawan domestik, kami semua punya tujuan sama yaitu menyaksikan fenomena langka ini.


Begitu banyak pengunjung, jalanan yang kecilpun menjadi macet, sehingga kami harus bergantian untuk jalannya, yang penting sabar dan harus hati - hati salah melangkah bisa terpeleset atau salah pijakan batu bisa jatuh dan kena wisatawan di bawah.


Pemandangan lain yang bisa kita saksikan adalah banyaknya penambang belerang tradisonal yang mencari nafkah dengan cara seperti ini, mereka harus menuruni danau, menggali belerang hanya dengan peralatan sederhana, dengan masker seadanya, memikul keranjang dengan berat 30 kg - 100 kg sejauh 3 kilometer. 

Kerajinan yang dibuat untuk tambahan penghasilan oleh sebagian penambang
Dari pemandangan ini kita bisa menyaksikan sungguh orang - orang ini  begitu berjuang untuk mencari nafkah mencukupi kebutuhan keluarganya, semoga di berikan rejeki yang banyak, kesehatan dan keselamatan, masihkan kita mengeluh melihat pamandangan seperti itu tentunya kita akan berasa bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini.

Setelah puas menikmati dan mengagumi keindahan Gunung ijen dan Blue Fire kami bergegas melangkah turun, sepanjang perjalanan banyak Cemara gunung, bunga Edelweis atau bunga keabadian terlihat juga disini walau jumlahnya hanya sedikit.


View Gunung Merapi dan Gunung Raung, Gunung Suket, Gunung Rante serta deretan gunung lain dengan perpaduan hijaunya tumbuhan serta kawah Wurung yang tampak hijau dikejauhan berpadu dengan birunya langit serta udara dingin serta cahaya matahari semakin membuat kami sedikit - sedikit mengabadikan keindahan tersebut dengan bidikan kamera, dan beruntung kami ditemani 2 fotografer kece @aan_imaji dan @februkresnanto sehingga hasil foto semakin yahud terlihat. Bersahabat dengan alam tetap menjaga kebersihan dan keindahannya.


Sedikit himbauan trekking ke Kawah Ijen
1. Demi keamanan turuti peraturan yang yang ada, pendakian di tutup jam 14.00 wib karena asap pekat dari Kawah Ijendan baru dibuka dini hari jam 01.00 wib.
2. Bawa Masker demi keamanan karena menyusuri jalan setapak di tebing kaldera, asap belerang kadang tertiup angin hingga jalur tersebut.
3. Istirahat secukupnya jangan lama - lama karena semakin banyak istirahat akan semakin capek dijalan, langkah kecil - kecil yang penting stabil.
4. Minum sedikit saja setiap 15 menit demi mencegah pelambatan metabolisme tubuh.
5. Pakai penutup kepada dan telinga untuk menjaga kondisi tubuh dari dinginnya suhu.
6. Pilih sandal gunung / sepatu gunung demi keamanan.
7. Gunakan celana cargo dan jaket gunung demi kenyamanan dari dinginnya cuaca
8. Bawa jas hujan di musim penghujan, sangat penting karena tidak ada tempat berteduh.

Sunday, 4 September 2016

Tarian awan di Kebun Buah Mangunan

View ajib akan dihadirkan bagi siapa saja yang suka bangun pagi, hal ini tidak lepas dari cerita nenek moyang kita yang selalu terngiang sampai saat ini apabila bangun siang nanti rezekinya dipatuk ayam he....salah satunya adalah pagi - pagi buta harus sudah bangun dan bisa ketempat ini.

Akses ke Lokasi
Kebun buah mangunan berada di Desa Mangunan, kecamatan Dlinggi, Kabupaten Bantul dengan ketinggian ± 150 - 200 mdpl. Jarak dari Jogja sekitar 35 km > Terminal giwangan > dari terminal ambil jalan lurus ke Selatan ( jalan Imogiri Timur ) > Jalur Imogiri Dlingo > silahkan ikuti papan petunjuk arah yang sudah tersedia, hati - hati karena kelokan jalan yang berkelok dan menanjak dengan view hutan pinus dan perkampungan akan menjadi pemandangan yang menarik.

Waktu Terbaik ke lokasi ini
Pagi hari sebelum matahari terbit - sekitar jam 07.00 wib. Lautan awan dapat terlihat setelah matahari terbit sekitar jam 05.00 - 07.00 wib tergantung cuaca, apalagi kalau semalam habis hujan pasti disini dapat tarian awan dengan kelokan yang mengalir diatas sungai Oyo meliuk membelah perbukitan yang hijau. Lautan awan yang berkelok di atas sungai serta Sunrise yang menawan menjadi spot andalan di tempat ini karena berada di puncak Bukit Mangunan yang sudah dikelilingi pagar kayu demi keamanan.

pic by berangkaaat.wordpress.com
Retribusi
Wisatawan cukup membayar Rp. 5.000 / pax, fasilitas yang disediakan juga sudah cukup lengkap seperti : gardu pandang yang sudah semakin banyak penambahan karena antusias masyarakat, camping ground, gazebo, dan kamar mandi tentunya.

Berkunjung ke tempat ini dengan sanak saudara akan sangat menyenangkan apabila bertepatan dengan musim panen buah seperti : durian, mangga, manggis, rambutan, jambu air, jeruk, kelengkeng dll dengan luas 23 hektar tertata rapi menyesuaikan kontur kemiringan bukit.

Makanan khas disini adalah tiwol yang terbuat dari singkong dengan aneka rasa ada gula merah dan gula putih dapat dijadikan oleh - oleh.

Saturday, 3 September 2016

Rafting Kali Progo - Magelang

Kota Magelang menjadi tujuan wisata kami pagi ini, suasana yang dingin dan sejuk dan letaknya tidak terlalu jauh dari kota Jogja, Hotel Puri Asri menawarkan kerjasama dengan perusahaan kami sehingga acara hari ini dapat terselenggara, hotel dengan luas 15 hektar terletak di Jl. Cempaka No.9 Kemirejo, Magelang, Jawa Tengah menawarkan konsep pemandangan hijau hampir diseluruh lokasi dengan view aliran air sungai dapat kita temui.


Meetup dilakukan dan selanjutnya acara bersenang - senang kami mulai, dari permainan outdoor flying fox, Painball dan terakhir rafting sungai progo kami lakukan.

Lokasi
Rute tepat berada di sebelah tempat wisata Taman Kyai Langgeng di jalan tentara pelajar Magelang


Permainan Adventure park di hotel ini menyediakan permainan individu flaying fox dengan lintasan sepanjang 100 meter untuk pecinta ketinggian dengan biaya Rp. 30.000 - Rp. 95.000 tergantung paket permainan yang dipilih, ada juga permainan berkelompok dan paling diminati oleh pengunjung adalah Paint Ball yang dipandu oleh instruktur profesional dengan biaya Rp. 150.000 / pax.


Tim kami dibagi2 dan permainanpun dimulai, alhasil saya tertembak 2 kali dan tepat sasaran di bagian leher dan tangan rasanya tentu saja panas sekali walaupun isi peluru itu seperti permen yang pecah di baju.


Wisata arung jeram yang dikemas oleh Progo Rafting ada 2 trip di sungai Progo Atas dengan biaya Rp. 200.000 / pax minimal 4 orang dan sungai Elo Magelang dengan biaya Rp. 175.000 / pax minimal 5 orang yang berkantor pusat di Hotel Puri Asri.


Rafting dimulai sekitar jam 1 siang dan ± 2 jam perjalanan dan ditutup dengan makanan khas sana dan es kelapa muda, acara sangat seru dan kami beruntung cuaca saat itu mendung, waktu terbaik untuk bersantai di pinggir sungai adalah sore hari saat menyaksikan Sunset selamat berlibur :)


Sunday, 28 August 2016

Pesona Gunung Andong tertutup kabut sepanjang hari


Bulan Agustus akhir cuaca di gunung memang tidak bisa di tebak, beberapa hari ini mendung dan tertutup kabut, hal ini terjadi juga pada kami yang melakukan perjalanan kesana tgl 27 Agustus 2016 kemarin.


Gunung Andong berada di ketinggian 1726 mdpl di daerah Magelang, nama gunung ini sering terdengar dimana - mana karena semakin banyak pecinta alam yang suka ke Gunung ini. Tidak hanya sekedar hobi mendaki gunung sudah menjadi sebuah trend saat ini, persiapan mental dan fisik yang prima sangat diperlukan apapun tingkat medan yang dihadapi.

Mendaki gunung yang dulu diminati untuk kaum pria kini juga banyak diminati oleh wanita. Gunung bertipe perisai di daerah Ngablak, Grabag, Magelang dengan jalur utama di Desa Sawit dengan retribusi Rp. 5.000 / orang. Jarak tempuh dari Jogja ± 2 jam sekitar 78 km. Cuaca dingin di Magelang sudah mulai kami rasakan diperjalanan dan setibanya di Basecamp kami beristirahat sebentar untuk sholat Magrib di salah satu rumah penduduk.

Sekitar jam 7 malam kami mulai pendakian dan melewati medan dengan jalurnya yang naik terus sehingga cukup menguras energi dapat bonus tempat yang tidak menanjak hanya sebentar, melewati tangga yang tersusun dengan bambu di pinggir serta melewati hutan pinus. Di tengah perjalanan kami disambut rintikan hujan yang awalnya kami kira hanya awan yang membawa air hujan sehingga kami hanya memakai jas hujan atasannya saja dan ternyata hujan bertambah deras kami enggan beristirahat lagi dan tetap meneruskan perjalanan.

Hati - hati karena tanah yang licin dan air yang mengucur deras dari tanjakan diatasnya semakin membuat langkah semakin melambat karena yang terpenting dari semua itu adalah keselamatan untuk pulang ke rumah dengan selamat. Salah melangkah jurang menganga ada di sebelah kiri, pelan - pelan saja sesuaikan dengan kemampuanmu jangan malu info sama rombongan kalau harus istirahat sebentar.

Trek setelah keluar dari Basecamp Sekar Arum terbentang lapangan luas kemudian tanjakan - tanjakan yang lumayan menguras tenaga sehingga beberapa kali rombongan kami harus break. Kabut sudah mulai turun dan kami tidak bisa melihat pemandangan di sekitar karena gelap. Sampai puncak camping ground Puncak Jiwo tapat 2,5 jam perjalanan itupun karena cuaca tidak mendukung dari awal kita naik sudah disambut turunnya hujan.

foto diambil saat pulang
Selain Puncak Andong ada juga Puncak Makam di sebelah barat, dan Puncak Alap - alap di sebelah timur. Biasanya pendaki hanya menuju Puncak Alap - alap karena letaknya cukup dekat dengan Puncak Andong, kita harus melalui Jembatan Setan yang membuat nyali menciut karena hanya sekitar 1 meter diantara jurang, malam hari kami lebih fokus melihat kebawah menapaki setiap langkah kaki untuk bisa sampai puncak, tapi entah bonus apa yang kami dapat besuk pagi saat terang sudah terlihat.

Ketika berhasil melewati rintangan tersebut dan mengendalikan rasa takut dll kita akan menikmati keindahan diketinggian, temaran lampu - lampu dari kejauhan menunjukkan kita sudah semakin dekat dengan puncak, kami mencari tempat untuk mendirikan tenda dan hujan tidak ada hentinya malam itu sehingga kami hanya bisa beraktifitas di dalam tenda saja.


Pagi hari Adzan Subuh berkumandang dan dibalik cendela kabut terlihat pekat sekali, udara dingin sangat terasa, pagi ini kami tidak mendapat Sunrise karena sampai siang hari kabut sangat tebal, view ajib dari Gunung Merbabu dan gunung - gunung lain seperti Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau hanya terlihat sebentar dan berkabut lagi dikejauhan.


Puncak gunung dan view pemandangan alam beserta deretan sawah dan hijaunya pepohonan di kejauhan sedikit terlihat bagai sebuah lukisan mahakarya sang maestro. Dari ketinggian kita dapat melihat kalau kita hanya kecil dihadapan Sang Pencipta.


Kami yang menunggu kabut hilang dan tetap duduk santai sembari menikmati secangkir kopi untuk menyaksikan view di balik kabut putih, sesekali kabut datang dan pergi membuat kami semua berteriak dan berdoa untuk bisa melihat pemandangan dikejauhan, tetapi sekali lagi cuaca di alam tidak dapat di duga, bahkan pulangnya pun kami juga di temani hujan yang deras tidak kalah dari semalam, trek yang menguji kesabaran dan kehati - hatian karena jalan menurun akan lebih licin lagi, mungkin next time kami akan balik kesini lagi untuk dapat view ajib dari sini, Happy mountainerring :)


Saturday, 13 August 2016

Bukit Pethu kini hadir dengan tambahan spot berfoto ria

Semakin banyaknya antusias masyarakat di sosial media dengan latar belakang pemandangan alam, kini setiap daerah semakin menambah fasilitas dan spot baru untuk mengabadikan moment, mungkin sebagian orang tidak menyukai hal ini, akan tetapi sebagian yang lain tentunya berbeda, seperti mata koin yang pada satu sisi berbeda dengan yang lain tetapi mereka akan sependapat bahwa refresing di alam bebas itu menyenangkan dan tentunya menyehatkan, menghirup udara pagi, berolah raga dsb.

Wisata alam yang berada di ujung barat kota Jogja masuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Waduk Sermo satu - satunya Waduk yang ada di Jogja antara lain : Kalibiru, Canting Mas Puncak Dipowono, dan baru - baru ini Bukit Pethu hadir meramaikan alternatif wisata alam di kota Wates, Kulon Progo.



Lokasi Bukit Pethu
Dari Jogja - menuju kota Wates lewat jalan Jogja - Wates - Patung kuda Karangnongko belok kanan - menuju alun - alun Wates - Waduk Sermo - ikuti jalur di waduk sermo - masih memutari waduk sermo - ada petunjuk arah Bukit Pethu - belok kiri melewati jalan sempit hanya bisa untuk 1 kendaraan roda 4 - letaknya sebelah kiri jalan berbatasan langsung dengan Waduk Sermo.

Untuk retribusi di pintu masuk Waduk Sermo karena area ini masih satu wilayah dikenakan Rp. 5.000/ orang , untuk parkir sepeda motor Rp. 2000 / motor, mobil Rp. 5.000 / mobil, Naik Pohon Rp. 5.000 / orang,Fasilitas foto yang sudah disediakan minimal 3 kali dan Rp. 5.000 / foto. Foto bisa langsung dimasukan kedalam memori hp karena petugas sudah menyediakan fasilitas dari fotografer yang ada.

Waktu terbaik untuk foto
Sore hari karena cahayanya yang memberlakangi fotografer sehingga hasil ft akan terang siluet sore hari akan lebih indah. Sebelum menaiki 2 spot foto yang disediakan sebelumnya berkewajiban menggunakan alat pengaman yang disediakan oleh petugas.

Selamat berlibur :)

Saturday, 6 August 2016

Camp ceria di Pantai Sanglen Gunung Kidul

Deretan pantai yang berada di daerah Gunung Kidul dapat disebut surganya pantai yang ada di Kota Jogja karena keindahannya yang dapat menenangkan hati, tempatnya yang masih alami, bersih dan berpasir putih. Kali ini rencana ngecamp akhirnya bisa terealisasi juga kesalah satu pantai yang masih sepi dan alami karena belum ada kamar mandinya :)


Pantai ini masih belum terkenal dibandingkan pantai Baron, Drini, Sepanjang dll yang sudah memiliki fasilitas lengkap. Pantai Sanglen suasananya masih sepi tetapi inilah yang kami cari agar liburan benar - benar dapat kami nikmati.

Lokasi Pantai Sanglen
Pantai Sanglen tepat berada di sebelah timur Pantai Sepanjang dan sebelah barat Pantai Watukodok berada di desa Kemadang, Tanjungsari, Gunung Kidul.

Rute menuju Pantai Sanglen
Pantai ini masih satu rute dengan pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini dan lain - lain kalau tiket masuk yang terusan hanya Rp. 10.000 sudah dapat mengunjungi beberapa pantai yang tersedia di tiket ada lebih  dari 7 pantai.

Dari Jogja kendaraan bisa melewati jalan Wonosari - Piyungan - Bukit Bintang - Patuk - Rest Area Hutan Wanagama - Kota Wonosari - Alun - alun - Bangjo Pertigaan Pos Polisi belok kanan ke arah Jalan Baron / Kukup / Drini / Sepanjang akan ada banyak petunjuk jalan sampai dengan tempat penarikan retribusi (TPR ). Melewati TPR - ambil arah Pantai Kukup - akan ada petunjuk jalan ke Pantai Watukodok jalan masih kondisi cor - coran kemudian pertigaan kecil ambil kanan dan parkiran di sebelah kanan jalan.


Kita harus trekking sekitar 30 menit untuk dapat mencapai lokasi pantai. Melewati ladang dari warga sekitar naik turun, suara ombak sudah terdengar dikejauhan semakin menyemangati kami untuk segera sampai di pantai. Kami ber 6 menempuh perjalanan dari Jogja kurang lebih 2 jam.

Pantai yang dikelilingi hijaunya bukit dan ladang jagung, birunya laut, deburan ombak memecah keheningan, langit yang cerah membiru beradu dengan butihnya pasir sangat indah di lihat dan menimbulkan ketenangan.

Kami bergegas mencari lokasi untuk mendirikan tenda dan kebetulan lokasi yang paling nyaman berada di bawah pohon cemara laut ( cemara udang ) sudah berdiri tenda dari tetangga lain yang ingin menikmati pantai ini, sehingga kami memutuskan tenda di dekat pantai karena waktu itu ombaknya tidak tinggi dan aman.

Camp sudah kami dirikan bertepatan dengan Sunset pantai yang indah semakin menghilang di kegelapan, malam datang dan kamipun mengisi waktu dengan bermain gitar, bercerita, masak dll. Tengah malam deburan ombak dan langit yang berbintang sangat terang dikejauhan. Kami nyatakan camping kali ini sempurna karena cuaca sangat mendukung, di pantai ini hanya berdiri sekitar 6 tenda saja sangat sepi bukan untuk sebuah pantai yang masih alami.

Berkumpul dengan penduduk sekitar dan penghuni camp yang lain dan kami hanya tertidur sebentar karena alam sangat indah untuk di tingalkan. Dini hari  suara burung - burung dan deburan ombak sangat indah, menikmati di balik tenda sangat damai rasanya.

Diapit 2 bukit yang memisahkan dari Pantai Watukodok dan Pantai Sepanjang, kami memutuskan untuk menikmati Sunrise pagi dengan mendaki bukit disebelah timur. Setelah memasak dan puas bermain kami mandi di pantai yang ombaknya kecil, tidak ada siapa - siapa lagi siang itu hanya kami ber 6 dan seolah menjadikan pantai pribadi saja, biota laut seperti rumput laut, ikan kecil sangat terlihat nyata, buanglah sampah ke tempat yang sudah disediakan dan jagalah kebersihannya untuk dpat terus dinikmati oleh mereka yang memerlukan ketenangan dan keindahan.

Wednesday, 3 August 2016

Pemeran Tunggal di Taman Budaya Jogja

Pameran Tunggal “Operasi “ oleh Operasi Rachman Mohammad sangat memukau pengunjung yang hadir untuk menyaksikan keindahan lukisan yang diadakan mulai tanggal 30 Juli s/d 9 Agustus 2016. 


Seniman alumnus ISI Yogyakarta angkatan 1988 asal Jember ini mendedikasikan hasil karya seni untuk puteranya karena semua lukisan ini berawal dari pemberian canting yang diberikan oleh puteranya. Pameran tunggal ini diharapkan dapat mewarnai seni rupa yang ada di Jogja dan Indonesia.



Lewat hasil karya " mini retrospeksi " menghadirkan dua kecenderunagn visual realistik dan ekspresif dengan judul Karnaval inilah beliau mempresentasikan bagaimana cara seniman berfikir dan menuangkan dalam sebuah karya mengenai apa yang dia rasakan. 


Sebanyak 15 karya Operasi mampu memukau pengunjung yang datang ke pameran tersebut karena ada lukisan yang berukuran 3 x 48 meter sangatlah indah,  selain lukisan tersebut berukuran besar dan tersusun memanjang memenuhi seluruh tempat di Taman Budaya Jogja. Lukisan ada yang bertema penari bali, tugu jogja, dll sehingga dapat mempersatukan budaya dan suku serta golongan menjadi satu bentuk karya nyata. 


Terima kasih untuk para seniman yang ada di Indonesia atas semua hasil karya yang indah dan luar biasa ini.

Saturday, 30 July 2016

Menyaksikan Sunrise dari Canting Mas Puncak Dipowono

Pagi hari sebelum matahari bergegas muncul diperaduan kamipun melakukan perjalanan dengan sepeda motor jarak yang bisa di tempuh sekitar 30 menit dari Kota Wates, tempat ini masih dalam tahap pembangunan dan mengalami perbaikan untuk kenyamanan para wisatawan.

Puncak Dipowono berada di perbukitan menoreh yang masih satu wilayah kelurahan yang sama dengan Kalibiru Kulon Progo di pegunungan menoreh, karena letaknyapun tidak jauh dari Kalibiru sehingga mempunyai view pemandangan ke arah Waduk Sermo disebelah selatan, dan pemandangan kota Wates, Bantul dan Jogja dengan bentangan hijaunya pepohonan di sebelah timur sangat pas untuk melihat Sunrise. 


Lokasi Canting Mas
Berada di dusun Clapar 2, desa Hargowilis, kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta yang berada di ketingggian ± 700 mdpl yang letaknya lebih tinggi dari Kalibiru. Akses menuju ke lokasi memang cukup menanjak dan berkelok - kelok dengan kondisi jalan sudah beraspal dan tidak terlalu lebar, sehingga hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda 2, apabila menggunakan kendaraan roda 4 harus lebih berhati - hati, kendaraanpun harus dalam kondisi baik terutama di bagian rem.



Akses menuju Lokasi Canting Mas
Dari Jogja –  lewat Jalan Wates – Stasiun Sentolo / Pasar Sentolo (jalan alternatif ke Wates) – Celereng – Pasar Clereng – belok kiri arah Kalibiru ( liat papan petunjuk setelah pasar clereng) – Taman Wisata Watoe Gembel, ambil kanan ( ikuti papan petunjuk ) – Puncak Dipowono Canting Mas.

Dari Jogja - menuju kota Wates lewat jalan Jogja - Wates - Patung kuda Karangnongko belok kanan - menuju alun - alun Wates - Waduk Sermo - ikuti jalur di waduk sermo akan ada papan nama Wisata Alam Kalibiru ikuti saja - di pertigaan paling atas ada 2 papan nama belok kanan Kalibiru - belok kiri bukit Canting Mas puncak Dipowono.



Fasilitas yang disediakan belum selengkap Kalibiru akan tetapi tidak ada salahnya untuk datang ke tempat ini, tidak perlu khawatir karena sudah ada penjual makanan dan minuman ringan serta area parkir yang sudah disediakan, di beberapa tempat juga sudah ada sarana tempat sampah untuk menjaga kebersihan, sebuah gazebo dan rumah pohon untuk berfito ria untuk menikmati Sunset di sudut yang berbeda bahkan ada wifi dan internet gtaris, juga untuk pengunjung yang mau camping pengelola juga memperbolehkan untuk ngecamp dengan minta ijin dulu tentunya.

Semoga kedepannya pengunjung dapat menikmati keindahan alam Puncak Dipowono ini.

Monday, 25 July 2016

Pasar Kangen Jogja 2016

Jogja  entah sudah berapa banyak hal yang bisa dijelaskan mengenai kota ini, perkembangan seni dan budaya, wisata, kota pelajar dll. Kali ini acara rutin yang diadakan tgl 19 - 27 Juli 2016 mulai jam 10.00 – 22.00 Wib untuk ke 9 kalinya telah hadir di Taman Budaya Yogyakarta Jl Sriwedani No. 1. Lokasinya berada tepat di belakang Taman Pintar dan Museum Benteng Vredeburg.


Pasar Kangen merupakan wadah untuk pelakuk seni tradisi di Jogja  dapat mengobati rasa rindu akan kuliner zaman dulu, permainan tradisional, serta pameran barang – barang vintage, koleksi piringan hitam, uang kuno dll yang dikemas untuk menjadi daya tarik kota Jogja. Untuk para pecinta barang antik pasti akan menjadi sebuah pengalaman tersendiri.

Pasar Kangen kali ini memiliki tema Pasar Aja Ilang Kumandhange untuk mengingatkan bahwa ada peristiwa sosial yang terjadi di pasar. Kumandhange atau keriuhan pasar itu dulu ada karena ada transaksi sehingga ada interaksi dan dari sanalah muncul kearifan lokal yang dihadirkan. Ada sekitar 68 stan kuliner dan 51 stan kerajinan, kuliner yang ada antara lain wedang uwuh, es gandhoel, sate gajih, sate kere, jadah tempe, hawuk – hawuk. Ledondo, cenil, es tape dll.


Untuk biaya retribusi masuk ke Pasar Kangen gratis hanya biaya parkir saja, sementara harga makanan dan minuman berfariasi dari mulai Rp. 5000. Dipasar ini juga menampilkan Gelar Seni Tradisi  sari sanggar tari yang ada di Jogja semakin malam tempat ini semakin ramai apalagi mendekati hari terakhir.