Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan termegah dijamannya yang dibangun pada abad ke – 8 atau masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara ( biara di bukit yang penuh kedamaian ) yang didirikan sebagai tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Letak istana ini di 196 meter di atas permukaan laut dengan luas 250.000 m2, tepatnya di desa Dawung dan Desa Sambireja, sebelah timur Kota Jogja ± 19 km atau di sebelah selatan Candi Prambanan sekitar ± 3 km.
Gerbang Utama ( Foto : wikipedia )
Sejarah Istana Ratu Boko dan Pengaruh Budaya Buddha dan Hindu
Istana ini didirikan oleh seorang pengikut Budha, akan tetapi memiliki unsur – unsur Hindu dilihat dari lempengan emas yang bertuliskan “Om Rudra ya namah swaha “ sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Ada sebuah prasasti kuno tahun 792 yaitu : Prasasti Abhayagiriwihara yang menyebutkan tentang Tejahpurnapane Panamkarana yang lebih dikenal dengan nama Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran yaitu Raja Mataram yang hidup tahun 746 – 784 masehi, merupakan pengikut Budha hidap berdampingan dengan para pengikut Hindu. Adanya unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektur.
Keindahan Arsitektur Istana Ratu Boko
Keunikan dari Istana Ratu Boko adalah tampak seperti sebuah Istana atau Keraton, dari bentuk bangunannya yang menunjukkan ciri sebagai tempat tinggal karena pada umumnya Istana itu berupa candi dan kuil. Pemandangan senja akan menjadi nilai tambah tersendiri dari tempat ini , kita dapat menikmati keindahan kota Jogja dan Candi Prambanan di ketinggian dengan Gunung Merapi sebagai penyempurnanya. Istana Ratu Boko atau Abhayagiriwihara diartikan seperti sebuah vihara dengan Kemegahan di Bukit Penuh Kedamaian.
No comments:
Post a Comment