Friday 19 June 2015

Menyapa Senja di Waduk Sermo

Waduk yang sejak diresmikan pada tanggal 20 November 1996 oleh Presiden Soeharto ini terletak sekitar 7 km di sebelah barat kota Wates atau sekitar 36 km di arah barat kota Jogja yang dapat ditempuh perjalanan sekitar 60 menit dari Jogja. Waduk ini menjadi satu – satunya waduk yang ada di Jogja,  tepatnya di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap.





Waduk ini terbuat dari hasil membendung Sungai Ngrancah menjadi sumber air utama bagi pertanian di daerah sekitarnya yang mengalir di pegunungan Menoreh laksana oase di tengah perbukitan karst Menoreh yang eksotis, berada di tengah – tengah perbukitan Menoreh seolah menjadi taman tirta bagi putri khayangan yang hendak mandi, berfungsi sebagai penampung air yang disalurkan PDAM untuk air bersih, irigasi atau pengairan juga mencegah banjir.


Pemandangan dengan latar belakang pegunungan menoreh yang hijau terbentang sangatlah sayang kalau tidak dimanfaatkan dan hanya dilewatkan begitu saja. Luas bendungan yang menghubungkan 2 bukit ini berukuran lebar atas  8 meter  dan lebar bawah 250 meter dengan panjang 190 meter dan tinggi 56 meter. Dapat menampung air 25juta meter kubik dengan genangan seluas 157 hektar dengan biaya anggaran dana sekitar Rp. 22 miliar dengan waktu pembuatan selama 2 tahun 8 bulan dari mulai 1 Maret 1994 – Oktober 1996.



Pemda Kulon Progo kemudian memindahkan 107 KK untuk transmigrasi ke Tak – tak Bengkulu dan 7  KK ke PIR kelapa sawit riau, sebuah pengorbanan masyarakat Kulon Progo yang bersedia merelakan kampung halamannya untuk proyek ini sepatutlah kita menjaga dan bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan waduk ini. Warna airnya yang hijau yang terkadang bergoyang di terpa angin yang sepoi – sepoi seakan menyerupai agar –agar raksasa


Untuk dapat menikmati keindahan ini ada beberapa cara seperti :
1. Menyewa perahu boat untuk menyusuri setiap lekukannya, dapat merasakan hembusan angin yang membelai wajah yang memainkan rambut, merasakan dinginnya air dengan menyentuhnya
2. Duduk bersantai di pinggir telaga sambil menanti senja. Sebuah cara sederhana mensyukuri pemberian Sang Pencipta.















Senja kali ini berada dipinggir telaga dan menikmati ritual menunggu senja yang mengantarkan sang surya pulang ke punggung bukit untuk beristirahat sejenak agar esok kembali berbagi energi dengan bumi. Keindahan waktu yang berjalan seolah gerakan tangan pelukis yang sedang menyapukan warna kuning keemasan dan sesekali menolehkan warna jingga di langit yang berpadu dengan sinar terang di hamparan air telaga.

Senja di sebuah tempat dengan ketenangan yang mendamaikan hati , warna remang keemasan mampu membuat kami diam seribu bahasa dan terus memandang telaga sembari berucap Subhanallah indah sekali ciptaanmu ya Rob. Semoga tempat ini layak menjadi objek wisata liburan Anda selanjutnya. Nothing more can say, Just come and see. Let's have some fun. Enjoy :)
 

No comments:

Post a Comment