Saturday 17 September 2016

Kawah Ijen dengan keunikan Bluefirenya

10 September 2016 kami memutuskan mengunjungi Kawah Ijen yang terkenal karena Blue Firenya  / Api Biru yang hanya ada 2 di dunia yaitu Indonesia dan di Islandia, fenomena Blue Fire menjadi salah satu kekayaan alam yang tak ternilai bagi Indonesia yang dapat meningkatkan pariwisata karena banyak wisatawan mancanegara sangat ingin menyaksikan keindahan alam yang langka ini.


Kawah Ijen terletak di puncak Gunung Ijen merupakan bagian dari Taman Nasional Baluran berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi yang letaknya di ujung timur dari wilayah Provinsi Jawa Timur.

Dari Jogja kami berangkat dengan bis perjalanan dimulai dari jam 19.00 wib - 07.00 wib atau sekitar 12 jam perjalanan, dan dilanjutkan naik 2 kali kendaraan umum untuk selanjutnya dijemput teman kami di bondowoso.

Setelah beristirahat di rumah teman kami mas Aan dan bersilaturahmi dengan keluarga beliau kami berangkat jam 2 siang dengan menggunakan sepeda motor melewati hutan yang masih alami sekitar 3 jam perjalanan. Kami berhenti di Kawah wurung dan melanjutkan perjalanan sebelum magrib dan tiba di pos Paltuding sembari mendirikan tenda untuk beristirahat, udara dingin sudah terasa sewaktu kami di perjalanan, jam 19.00 wib suhu mencapai 16 °Celcius, dan jam 21.30 wib mencapa 6 °Celcius kami menghangatkan diri dengan pesan minuman hangat juga makanan untuk mengisi tenaga sebelum memulai treeking.

Pintu Masuk Kawah Ijen
Paltuding menjadi pintu masuk kami ke Kawah Ijen berada di kaki gunung Merapi - Ijen, kita wajib melapor dan membayar tiket masuk Rp. 7.500 / pax. Pendakian baru dimulai pukul 01.00 - 14.00 wib karena adanya gas beracun yang dapat membahayakan keselamatan sehingga kita wajib mengikuti peraturan yang ada. Fasilitas kamar mandi, area parkir, camping ground, warung makan sudah tersedia.


Akses ke Kawah Ijen
dari Starting Point Surabaya Ada 2 jalur
1. Kabupaten Banyuwangi ke Paltuding sekitar 30 km 
Banyuwangi > Licin > Jambu > Paltuding > Kawah Ijen
2. Kabupaten Bondowoso ke Paltuding sekitar 76 km
Bondowoso > Sempol > Banyupahit > Paltuding > Kawah Ijen

Kawah Gunung Ijen memiliki danau berwarna hijau dengan tebing berwarna kuning karena belerang. Pengunjung semakin banyak berdatangan setiap tahunnya terutama wisatawan mancanegara dengan ditetapkannya Gunung Ijen sebagai cagar biosfir oleh Unesco pada Maret 2016.

Kawasan Wisata Kawah Ijen masuk wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, juga termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.443 mdpl di atas permukaan laut berdampingan dengan Gunung Raung dan Gunung Merapi. Kawah Ijen berada di puncak Gunung Ijen di wilayah Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso.

Luas Kawah Ijen yang merupakan sebuah danau terbentuk akibat proses letusan Gunung Ijen, kawah dipenuhi air, kawah ini sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter merupakan salah satu kawah paling asam terbesar didunia dengan tingat keasaman mendekati 0 sehingga dapat melarutkan tubuh manusia dengan cepat.


Kami bersiap untuk melakukan perjalanan jam 00.30 malam dengan banyak rombongan, perjalanan menuju kawah sekitar 3 jam dengan jarak tempuh sekitar 3 Km di tengah dinginnya malam kita sangat dimanjakan dengan ribuan bintang - bintang yang sangat dekat di langit seolah melunasi kekecewaan kita saat ke Gunung Andong beberapa minggu lalu. Keindahan temaran  lampu - lampu kota di kejauhan, ribuan bintang dan dinginnya malam, badai yang munusuk tulang serta semangat dari kawan - kawan sehingga kami bisa tepat di Puncak Gunung Ijen.

Pos terakhir dan hanya satu - satunya disini adalah Pondok Bundar atau yang lebih dikenal dengan nama pos penimbangan sebagai tempat menimbang belerang yang diambil para penambang dari Kawah Ijen di ketinggian 2,226 mdpl. Tempat ini juga menyediakan makanan dan minuman yang buka dini hari.


Beristirahat sejenak sebelum menuruhi dinding kawah karena gelapnya malam sehingga pandangan kita hanya fokus di pijakan kami menuruni bebatuan berpasir dan tanah. Blue Fire hanya dapat disaksikan mulai dini hari - 05.00 wib.

Menyaksikan sendiri keindahan ini sungguh tidak bisa diartikan dengan kata - kata, setelah puas berfoto ria dan menyaksikan fenomena ini kami bergegas manaiki bebatuan, sepanjang jalan berpapasan dengan turis asing dari Eropa, juga warga Korea dan China juga wisatawan domestik, kami semua punya tujuan sama yaitu menyaksikan fenomena langka ini.


Begitu banyak pengunjung, jalanan yang kecilpun menjadi macet, sehingga kami harus bergantian untuk jalannya, yang penting sabar dan harus hati - hati salah melangkah bisa terpeleset atau salah pijakan batu bisa jatuh dan kena wisatawan di bawah.


Pemandangan lain yang bisa kita saksikan adalah banyaknya penambang belerang tradisonal yang mencari nafkah dengan cara seperti ini, mereka harus menuruni danau, menggali belerang hanya dengan peralatan sederhana, dengan masker seadanya, memikul keranjang dengan berat 30 kg - 100 kg sejauh 3 kilometer. 

Kerajinan yang dibuat untuk tambahan penghasilan oleh sebagian penambang
Dari pemandangan ini kita bisa menyaksikan sungguh orang - orang ini  begitu berjuang untuk mencari nafkah mencukupi kebutuhan keluarganya, semoga di berikan rejeki yang banyak, kesehatan dan keselamatan, masihkan kita mengeluh melihat pamandangan seperti itu tentunya kita akan berasa bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini.

Setelah puas menikmati dan mengagumi keindahan Gunung ijen dan Blue Fire kami bergegas melangkah turun, sepanjang perjalanan banyak Cemara gunung, bunga Edelweis atau bunga keabadian terlihat juga disini walau jumlahnya hanya sedikit.


View Gunung Merapi dan Gunung Raung, Gunung Suket, Gunung Rante serta deretan gunung lain dengan perpaduan hijaunya tumbuhan serta kawah Wurung yang tampak hijau dikejauhan berpadu dengan birunya langit serta udara dingin serta cahaya matahari semakin membuat kami sedikit - sedikit mengabadikan keindahan tersebut dengan bidikan kamera, dan beruntung kami ditemani 2 fotografer kece @aan_imaji dan @februkresnanto sehingga hasil foto semakin yahud terlihat. Bersahabat dengan alam tetap menjaga kebersihan dan keindahannya.


Sedikit himbauan trekking ke Kawah Ijen
1. Demi keamanan turuti peraturan yang yang ada, pendakian di tutup jam 14.00 wib karena asap pekat dari Kawah Ijendan baru dibuka dini hari jam 01.00 wib.
2. Bawa Masker demi keamanan karena menyusuri jalan setapak di tebing kaldera, asap belerang kadang tertiup angin hingga jalur tersebut.
3. Istirahat secukupnya jangan lama - lama karena semakin banyak istirahat akan semakin capek dijalan, langkah kecil - kecil yang penting stabil.
4. Minum sedikit saja setiap 15 menit demi mencegah pelambatan metabolisme tubuh.
5. Pakai penutup kepada dan telinga untuk menjaga kondisi tubuh dari dinginnya suhu.
6. Pilih sandal gunung / sepatu gunung demi keamanan.
7. Gunakan celana cargo dan jaket gunung demi kenyamanan dari dinginnya cuaca
8. Bawa jas hujan di musim penghujan, sangat penting karena tidak ada tempat berteduh.

No comments:

Post a Comment